Kamis, 03 Februari 2011

Krisis politik yang melanda Mesir

IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia ~> Krisis politik yang melanda Mesir mengancam kelanjutan studi sekitar 400 mahasiswa asal Sulsel yang belajar di Negeri Piramid itu. Bentrok massa antara pendukung dan anti-Presiden Mesir Hosni Mubarak yang pecah pada Rabu (2/2) lalu,kian mengubur harapan mahasiswa Sulsel untuk bertahan hidup di Lembah Nil itu.

Kekacauan politik pun diperkirakan berlangsung dalam waktu yang lama. Sementara semua sekolah dan pusat-pusat perkuliahan diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. Tak terkecuali Universitas Al Azhar, lembaga pendidikan terkemuka yang menjadi universitas favorit mahasiswa Indonesia. Sedikitnya,ada 400 mahasiswa asal Sulsel dari sekitar 4.200 mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di universitas tersebut. Desakan kepada Presiden Mesir Hosni Mubarak agar segera mundur diperkirakan memuncak hari ini pada aksi Yaumu Tarhilatau Jumat Rahil (hari kepergian Mubarak dari kekuasannya).

Tidak ada yang menghendaki kondisi terburuk akan terjadi di negeri para Nabi tersebut,namun hal itu tak mungkin terhindarkan jika dua kekuatan, antara oposisi dan propemerintah, memilih bertahan. Sampai kapan krisis ini berakhir, belum bisa diprediksi. Berdasarkan kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa asal Sulsel yang berhasil dihubungi Harian Seputar Indonesia (SINDO), kemarin, meminta segera dievakuasi demi keselamatan mereka. Mereka sebenarnya aman jika tidak keluar rumah, namun kelangsungan hidup mereka terancam dengan semakin menipisnya pasokan makanan dan kebutuhan sehari-hari mereka.“Yang kami maksud aman disini adalah berdiam diri di rumah.

Sejak 25 Januari lalu,sampai kemarin, semua informasi terputus. Sejak itu,kami juga tidak berani keluar rumah,”kata Jamalullail, mahasiswa asal Patimpeng, Bone, yang saat ini mengambil program S-2 di Universitas Al Azhar,Kairo. “Sekarang kondiosi logistik sudah mulai kurang.Harga bahan makanan terus melambung.Toko kebanyakan tutup.Tapi masih ada sedikit beras untuk makanan seharihari,” kata alumni Pondok Pesantren Darul Huffadh,Bone,ini. Dia menuturkan,untuk saat ini, sebagian besar MASISIR (Mahasiswa Indonesia di Mesir) sudah berada di luar asrama –dekat UniversitasAlAzhar.

Mereka menyewa flat sekitar 30 kilometer dari pusat konsentrasi massa di Tahrir. Sampai saat ini, mahasiswa masih berdiam diri di flat masing-masing.Hanya yang mau dievakuasi yang menuju posko registrasi untuk didata dan diterbangkan ke Indonesia. Sebagaimana mahasiswa lain, Jamal juga menuggu konfirmasi lanjutan untuk segera dievakuasi.Dia memilih untuk dievakuasi agar bisa tenang dan keluar dari areal konflik tersebut.Jamal bersama lima rekannya dari Sulsel,kini tinggal di flat di Kattameya,30 kilometer dari Tahrir. Mereka, antara lain, Muhlis (Bone), tingkat akhir di Universitas Al Azhar; Abdul Salam (Pangkep),baru tiga bulan tiba di Mesir; Irwan Said (Bulukumba),program S-2 Universitas Al Azhar; Rusmin Abdul Rauf (Barru), program S-2 Al Azhar; dan Nasrul Hidayat (Makassar), program S-2 Al Azhar.

Terpisah, Irwan Said, mahasiswa program S-2 Universitas Al Azhar juga mengakui hal sama. Dia mengakui kondisi Mesir kemungkinan tidak bisa pulih dalam waktu dekat.Saat ini,stok makanan terus berkurang karena transportasi sudah tidak lancar karena jalur protokol diblok.Akibatnya, pasokan bahan makanan terputus.Padahal sebelumnya, dapat dipasok dari segala arah. “Mal-mal sudah hancur. Termasuk Carrefour, Mc Donald, KFC. Pos-pos polisi juga banyak yang dibakar, termasuk sebagian kantor pusatnya.Kantor Partai Nasional Demokrat,di mana-mana dibakar,” katanya.

Dia melanjutkan, ada tiga titik sentral yang lumpuh, yakni Kairo, Alexandria, dan Suez. Saat ini, sudah mulai menyebar ke Mansurah, Damanhur, Manufiah, Almenia, Mahallah,dan beberapa tempat di Kota Kairo.Namun,Mubarak sulit dikudeta karena militer masih loyal pada pemerintahannya. Mengenai kondisi mahasiswa Indonesia di Lembah Nil itu, Jamal memaparkn lebih detail kepada Harian Seputar Indonesia (SINDO), kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Bagimana kondisi temanteman mahasiswa di Mesir saat ini?

Sekarang kami sudah berada di flat masing-masing.Di sini insya Allah, masih aman.Yang penting,kita tidak keluar rumah. Keluarga di Tanah Air memang sempat khawatir dengan kondisi kami,karena sejak 25 Januari lalu, semua perangkat komunikasi terputus.

Kalau sekarang bagaimana?

“Alhamdulilah. Kemarin (Rabu,2/2),kamu sudah bisa memberikan informasi kepada keluarga di Bone.Mereka memang semua khawatir tentang kondisi keamanan kami di sini.

Ada rencana pulang ke Indonesia?

Kami menunggu konfirmasi lanjut dari pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Mesir. Untuk hari ini, penerbangan evakuasi untuk perempuan. Saat ini, kami sangat menginginkan agar bisa segera pulang ke Tanah Air. Kami meminta segera dievakuasi agar bisa tenang.Namun,untuk pulang secara pribadi dengan ongkos sendiri,mungkin sulit. Di samping harga tiket yang mahal, penerbangan sekarang juga dipersulit, dan bahkan ditutup.

Mewakili teman-teman di sana, apa kebutuhan mendesak untuk saat ini?

Evakuasi secepatnya.Kami melihat pemerintah memang masih lamban, tetapi mereka beralasan masih melihat situasi agar lebih kondusif.

Bagaimana dengan kebutuhan sehari-hari?

Untuk persiapan beras, masih ada sedikit.Tetapi kami khawatir kalau kondisi ini tidak segera pulih,logistik kami terancam.

Ya, sewa flat di sana bagaimana? Dibayar per orang atau per kamar?

Kita sewa per orang dan disesuaikan dengan sewa flat dan kebutuhan keseharian. Sewa flat kami 475.00 LE per bulan atau sekitar Rp900.000. Belum termasuk uang listrik, uang air, telepon, dan kebutuhan makanan sehari-hari.

Krisis politik di Mesir ini bisa segera pulih atau tidak?

Susah dipredeksi.Tapi kemungkinan berlangsung lama. Karena Presiden Mubarak tetap pada pendirian, sedangkan antipemerintah tidak akan meninggalkan kawasan Tahrir sebelum Mubarak turun. Dan pernyataan Mubarak tetap pada kekuasaannya hingga selesai masa jabatannya pada November mendatang.

Menurut Anda, memang lebih baik pulang atau masih bisa bertahan?

Demi keamanan, kami harus dievakuasi.

Apa harapan Anda kepada pemerintah?

Segera merealisasikan pernyataan tentang evakuasi seluruh WNI di Mesir, supaya kami bisa tenang. Meski Kondisi Mesir yang terus mengalami krisis politik, tapi sampai saat ini MASISIR dan WNI, Alhamdulillah, belum ada korban.Semoga tidak ada korban, jadi tetap tenang,sabar sambil menanti janji pemeritah tentang evakuasi WNI di Mesir.Kami minta janji itu segera terealisasi. Sampai saat ini, bentrokan masih berlangsung di antara pendemo. Konsentrasi massa masih berpusat di At Tahrir. Hari jumat lalu, tank-tank sudah menangkap para demonstran. Jumat besok (hari ini),para demonstran bergerak lagi dengan menamai Jumat Rahil.Yaitu hari kepergian Mubarak. Kalau Jumat lalu, mereka menamai Jumat Ghadab (kemarahan).

Kalau besok bagaimana?

Kita lihat saja nanti. Karena masing-masing kubu masih kukuh, tetap pada pendiriannya. Posisi Mubarak mungkin masih kuat di mata orang-orang besar pemerintahan. Ini adalah sejarah baru Mesir,karena tidak pernah terjadi sebelumnya.